Oleh : Ikhwan Syaputra Sigit
Anggota Penuh UKM Pengenalan Hukum dan Politik Unand
Mahasiswa ESDM Ekonomi Pembangunan Unand
Apa
yang terbayang ketika mengingat kata-kata KKN?? Bukan korupsi kolusi dan
nepotisme, melainkan kuliah kerja nyata (KKN). KKN adalah salah satu bentuk
kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas
keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Setiap tahun di akhir
semester genap sebagian perguruan tinggi negri dan swasta mengikuti kegitan
kuliah kerja nyata. Ribuan mahasiswa dikirim ke daerah terpencil untuk melaksanakan
KKN oleh kampus yang bersangkutan.
Salah
satunya universitas Andalas Padang yang akan mengirim sebanyak 4030 mahasiswa ke
15 wilayah kabupaten/kota diseluruh sumbar pada tanggal 29 juni 2015. Biasanya
waktu kegiatan KKN berlangsung antara satu sampai dua bulan dan bertempat di
daerah setingkat desa atau nagari.
KKN adalah bentuk dari salah satu implementasi dari tri dharma perguruan
tinggi: pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat. Tujuan dari KKN pada
umumnya: meningkatkan empati dan kepedulian mahasiswa, melaksanakan terapan
IPTEKS secara teamwork dan interdispliner, menanamkan nilai kepribadian
nasionalisme, jiwa pancasila dan keuletan, etos kerja dan tanggung jawab,
menanamkan kepribadian kemandirian, kepemimpinan dan kewirausahaan,
meningkatkan daya saing nasional, menanamkan jiwa peneliti - Eksploratif dan
analisis - Mendorong learning community dan learning society.
Sejarah awal KKN itu dimulai pada tahun 1971, pada saaat itu Direktur
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan tiga
universitas yaitu Universitas Andalas, Universitas Gadjah Mada dan Universitas
Hasanuddin sebagai kampus perintis kegiatan pengabdian masyarakat. Pada bulan
Maret tahun 1972 hasil laporan dan evaluasi dari ketiga perguruan tinggi
perintis ini dipaparkan pada Rapat Rektor Universitas atau Institut Negeri,
setelah selesai rapat tersebut Direktur Pendidikan Tinggi meminta 13
Universitas di 13 provinsi untuk melaksanakan proyek perintis kuliah kerja
nyata pada tahun ajaran 1973-1974. Universitas Gadjah Mada bertindak sebagai
universitas pembina, sedangkan dua belas universitas lainnya termasuk kategori
universitas madya, keduabelas universitas tersebut adalah: Universitas Syiah
Kuala, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Universitas Sriwijaya,
Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya,
Universitas Udayana, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Hasanuddin,
Universitas Sam Ratulangi, dan Universitas Pattimura.
Bila kita melihat baru-baru ini tayangan di televisi, kita akan melihat
tayangan yang melihatkan sosok pengajar muda memberikan cerita dan pengalaman
mengenai kisah hidupnya mengajar anak-anak sekolah di daerah terpencil. Salah
satu pengalaman yang inspiratif adalah ketika para pengajar muda berhasil
membawa anak ajarnya menjuarai lomba OSN yang diadakan tingkat provinsi.
Setelah itu orang tua dari anak-anak di daerah ramai-ramai menyerahkan anaknya
untuk bisa dilatih oleh pengajar muda, agar bisa mengikuti lomba OSN berikutnya
padahal awalnya masyarakat banyak pesimis. Pengajar muda ikut berpartisipasi
dalam mengajar di daerah terpencil itu dalam rangka program gerakan indonesia
mengajar (GIM). Bila kita dibandingkan dengan antara KKN dengan GIM, walaupun
ini tidak bersifat apple to apple , maka program KKN bisa dikatakan pada hari
ini “tak secantik” kegiatan GIM, padahal tiap universitas mengirim satu
angkatan dengan jumlah peserta ribuan orang dan cakupan KKN lebih besar
dibandingkan dengan GIM. Alasannya kebanyakan dari peserta KKN banyak yang
nyantai, tidak sama dengan pengajar muda gerakan indonesia mengajar, sehingga
banyak orang mengubah arti dari KKN dari Kuliah Kerja Nyata menjadi Kita
Kerjanya Nyantai. Agar KKN menjadi hal yang yang memberikan implikasi yang
bagus yang sesuai dengan tujuan, maka sebaiknya :
Pertama, mahasiswa kembali meluruskan niat dalam melakukan program KKN. Tak
dipungkiri banyak alasan dalam mengikuti program KKN bagi mahasiswa, ada yang
menjadikannya sebagai alasan syarat wisuda saja, ada yang berniat pergi liburan
(home stay), ada yang ingin pergi main-main, bahkan ada yang berniat untuk
mencari jodoh, dsb. Niat semua itu juga tidak disalahkan dalam mengikuti
program KKN, tapi ada baiknya mahasiswa meluruskan niat kembali dan
memprioritas niat awal dalam mengikuti KKN sesuai dengan tridharma perguruan
tinggi yaitu : pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Apabila niat
ini udah terpasang tidak salahnya juga niat-niat yang lain dilakukan.
Kedua, berhubungan dengan waktu KKN sekarang beririsan dengan waktu bulan
ramadhan akan ada hambatan seperti : lapar, haus, cepek dsb. Maka dari itu
mahasiswa bisa memanage waktunya dalam melaksankan program kegiatan. Waktu pagi
adalah waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan program kegiatan, pada saat
ini cuaca masih sejuk sehingga pikiran dan tubuh masih bugar. Siang waktu yang
pas untuk beristirahat karena waktu siang akan panas terik, tentu akan banyak
menguras energi. Menjelang petang mungkin ada sebagian yang melanjutkan program
kerja KKN dan menyelesaikan tugas rumah. Menjelang maghrib menyiapkan berbuka
puasa sedangkan malam adalah hal yang pas untuk melakukan sosialisasi dengan
warga di surau dan lapau. Adapun manajemen waktu ini tidak selalu konstan
seperti ini, tergantung situasi kondisi.
Ke tiga, dalam studi manajemen analisis POAC (Planning, Organizing, Actuating
dan Controling) menjadi penting dalam membuat sebuah program kerja. Dimana
diawali dengan membuat perencanaan (Planning) lalu membuat pengorganisasian
(Organizing) agar jelas siapa dan apa pertanggungjawabannya, seterusnya tahap
pelaksanaan (Actuating) dan dalam tahap melakukan ada tahapan mengontrol
(Controling) apakah dalam melakukan itu sesuai dengan rencana yang dibuat.
Tahap controling ini adalah tahapan penting,tanpa adanya controling semua
terasa percuma, dibutuhkan pemimpin yang memiliki karakter tegas dan bijaksana
agar dalam tahpan controling ini.
Ke empat, membuat rapat kecil dalam waktu yang di tentukan, dalam rapat ini
dibuat fase-fase seperti (laporan, evaluasi, estimasi dan serba-serbi). Laporan
bertujuan melaporkan apa saja kegiatan yang telah dilakukan, evaluasi apa saja
kendala yang dihadapakan, estimasi apa saja yang akan dilkaukan kedapanya,
serba-serbi membahas hal diluar program kerja. Guna nya rapat ini agar kegiatan
KKN berjalan tersistematis dan memudahkan dalam memecahakan kendala yang
dihadapi.
Ke lima, tak ada salah nya peserta KKN mensurvey rumah penduduk ataupun dengan
cara lain, substansinya agar mengenal tempat KKN secara menyeluruh dan dalam,
akan banyak cerita-cerita ataupun kisah hidup masyarakat yang akan memberikan
rasa syukur kita dan juga semangat berjuang dalam mengubah keadaan kampung
tersebut menjadi leibih baik.
Keenam, ada perbedaan sosial budaya ketika hidup di kota dengan hidup di daerah
terpencil, hal ini akan menghambat proses pembauran atau sosialisasi dengan
masyarakat, untuk itu mahasiswa harus menghilangkan sifat-sifat eksklusifitas
sehingga memudahakan dalam melakukan program kegiatan KKN. Semoga melalui
kegiataan program KKN ini melahirkan pemimimpin-pemimpin besar yang berjiwa
kerakyatan dan pekerja keras, yang nantinya akan mengubah keadaan indonesia
menjadi lebih baik.(*)
Editor:
Jupriman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar