Andalusianews

Andalusianews

30 Juni 2015

Kuliah Kerja Nyata atau Kita Kerjanya Nyantai?


Oleh : Ikhwan Syaputra Sigit
Anggota Penuh UKM Pengenalan Hukum dan Politik Unand
Mahasiswa ESDM Ekonomi Pembangunan Unand

Apa yang terbayang ketika mengingat kata-kata KKN?? Bukan korupsi kolusi dan nepotisme, melainkan kuliah kerja nyata (KKN). KKN adalah salah satu bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Setiap tahun di akhir semester genap sebagian perguruan tinggi negri dan swasta mengikuti kegitan kuliah kerja nyata. Ribuan  mahasiswa  dikirim ke daerah terpencil untuk melaksanakan KKN oleh kampus yang bersangkutan.
Salah satunya universitas Andalas Padang yang akan mengirim sebanyak 4030 mahasiswa ke 15 wilayah kabupaten/kota diseluruh sumbar pada tanggal 29 juni 2015. Biasanya waktu kegiatan KKN berlangsung antara satu sampai dua bulan dan bertempat di daerah setingkat desa atau nagari. 


KKN adalah bentuk dari salah satu implementasi dari tri dharma perguruan tinggi: pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat. Tujuan dari KKN pada umumnya: meningkatkan empati dan kepedulian mahasiswa, melaksanakan terapan IPTEKS secara teamwork dan interdispliner, menanamkan nilai kepribadian nasionalisme, jiwa pancasila dan keuletan, etos kerja dan tanggung jawab, menanamkan kepribadian kemandirian, kepemimpinan dan kewirausahaan, meningkatkan daya saing nasional, menanamkan jiwa peneliti - Eksploratif dan analisis - Mendorong learning community dan learning society.



Sejarah awal KKN itu dimulai pada tahun 1971, pada saaat itu Direktur Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan tiga universitas yaitu Universitas Andalas, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Hasanuddin sebagai kampus perintis kegiatan pengabdian masyarakat. Pada bulan Maret tahun 1972 hasil laporan dan evaluasi dari ketiga perguruan tinggi perintis ini dipaparkan pada Rapat Rektor Universitas atau Institut Negeri, setelah selesai rapat tersebut Direktur Pendidikan Tinggi meminta 13 Universitas di 13 provinsi untuk melaksanakan proyek perintis kuliah kerja nyata pada tahun ajaran 1973-1974. Universitas Gadjah Mada bertindak sebagai universitas pembina, sedangkan dua belas universitas lainnya termasuk kategori universitas madya, keduabelas universitas tersebut adalah: Universitas Syiah Kuala, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Universitas Sriwijaya, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, Universitas Udayana, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Hasanuddin, Universitas Sam Ratulangi, dan Universitas Pattimura.



Bila kita melihat baru-baru ini tayangan di televisi, kita akan melihat tayangan yang melihatkan sosok pengajar muda memberikan cerita dan pengalaman mengenai kisah hidupnya mengajar anak-anak sekolah di daerah terpencil. Salah satu pengalaman yang inspiratif adalah ketika para pengajar muda berhasil membawa anak ajarnya menjuarai lomba OSN yang diadakan tingkat provinsi. Setelah itu orang tua dari anak-anak di daerah ramai-ramai menyerahkan anaknya untuk bisa dilatih oleh pengajar muda, agar bisa mengikuti lomba OSN berikutnya padahal awalnya masyarakat banyak pesimis. Pengajar muda ikut berpartisipasi dalam mengajar di daerah terpencil itu dalam rangka program gerakan indonesia mengajar (GIM). Bila kita dibandingkan dengan antara KKN dengan GIM, walaupun ini tidak bersifat apple to apple , maka program KKN bisa dikatakan pada hari ini “tak secantik” kegiatan GIM, padahal tiap universitas mengirim satu angkatan dengan jumlah peserta ribuan orang dan cakupan KKN lebih besar dibandingkan dengan GIM. Alasannya kebanyakan dari peserta KKN banyak yang nyantai, tidak sama dengan pengajar muda gerakan indonesia mengajar, sehingga banyak orang mengubah arti dari KKN dari Kuliah Kerja Nyata menjadi Kita Kerjanya Nyantai. Agar KKN menjadi hal yang yang memberikan implikasi yang bagus yang sesuai dengan tujuan, maka sebaiknya :

Pertama, mahasiswa kembali meluruskan niat dalam melakukan program KKN. Tak dipungkiri banyak alasan dalam mengikuti program KKN bagi mahasiswa, ada yang menjadikannya sebagai alasan syarat wisuda saja, ada yang berniat pergi liburan (home stay), ada yang ingin pergi main-main, bahkan ada yang berniat untuk mencari jodoh, dsb. Niat semua itu juga tidak disalahkan dalam mengikuti program KKN, tapi ada baiknya mahasiswa meluruskan niat kembali dan memprioritas niat awal dalam mengikuti KKN sesuai dengan tridharma perguruan tinggi yaitu : pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Apabila niat ini udah terpasang tidak salahnya juga niat-niat yang lain dilakukan.


Kedua, berhubungan dengan waktu KKN sekarang beririsan dengan waktu bulan ramadhan akan ada hambatan seperti : lapar, haus, cepek dsb. Maka dari itu mahasiswa bisa memanage waktunya dalam melaksankan program kegiatan. Waktu pagi adalah waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan program kegiatan, pada saat ini cuaca masih sejuk sehingga pikiran dan tubuh masih bugar. Siang waktu yang pas untuk beristirahat karena waktu siang akan panas terik, tentu akan banyak menguras energi. Menjelang petang mungkin ada sebagian yang melanjutkan program kerja KKN dan menyelesaikan tugas rumah. Menjelang maghrib menyiapkan berbuka puasa sedangkan malam adalah hal yang pas untuk melakukan sosialisasi dengan warga di surau dan lapau. Adapun manajemen waktu ini tidak selalu konstan seperti ini, tergantung situasi kondisi.



Ke tiga, dalam studi manajemen analisis POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controling) menjadi penting dalam membuat sebuah program kerja. Dimana diawali dengan membuat perencanaan (Planning) lalu membuat pengorganisasian (Organizing) agar jelas siapa dan apa pertanggungjawabannya, seterusnya tahap pelaksanaan (Actuating) dan dalam tahap melakukan ada tahapan mengontrol (Controling) apakah dalam melakukan itu sesuai dengan rencana yang dibuat. Tahap controling ini adalah tahapan penting,tanpa adanya controling semua terasa percuma, dibutuhkan pemimpin yang memiliki karakter tegas dan bijaksana agar dalam tahpan controling ini.



Ke empat, membuat rapat kecil dalam waktu yang di tentukan, dalam rapat ini dibuat fase-fase seperti (laporan, evaluasi, estimasi dan serba-serbi). Laporan bertujuan melaporkan apa saja kegiatan yang telah dilakukan, evaluasi apa saja kendala yang dihadapakan, estimasi apa saja yang akan dilkaukan kedapanya, serba-serbi membahas hal diluar program kerja. Guna nya rapat ini agar kegiatan KKN berjalan tersistematis dan memudahkan dalam memecahakan kendala yang dihadapi.



Ke lima, tak ada salah nya peserta KKN mensurvey rumah penduduk ataupun dengan cara lain, substansinya agar mengenal tempat KKN secara menyeluruh dan dalam, akan banyak cerita-cerita ataupun kisah hidup masyarakat yang akan memberikan rasa syukur kita dan juga semangat berjuang dalam mengubah keadaan kampung tersebut menjadi leibih baik. 


Keenam, ada perbedaan sosial budaya ketika hidup di kota dengan hidup di daerah terpencil, hal ini akan menghambat proses pembauran atau sosialisasi dengan masyarakat, untuk itu mahasiswa harus menghilangkan sifat-sifat eksklusifitas sehingga memudahakan dalam melakukan program kegiatan KKN. Semoga melalui kegiataan program KKN ini melahirkan pemimimpin-pemimpin besar yang berjiwa kerakyatan dan pekerja keras, yang nantinya akan mengubah keadaan indonesia menjadi lebih baik.(*)

Editor: Jupriman


Tidak ada komentar:

Posting Komentar