Andalusianews

Andalusianews

23 Februari 2015

Bukan Mahasiswa yang Apatis Penyebab Minimnya Pemilih dalam Penyelenggaraan Pemira di Universitas Andalas

"Pesta demokrasi mahasiswa Universitas Andalas"
Padang, Andalusia_News- Polemik Pelaksanaa pemira di kampus Universitas Andalas dari tahun ke tahun terus bergulir. Pelaksanaan pemira yang diharapkan menjadi ajang untuk melahirkan sosok pemimpin yang yang berkualitas  kian jauh untuk diwujudkan. Polemik yang muncul beragam-ragam namun, hampir semua pihak sepakat bahwa polemik terbesar yang dihadapi pada pelaksanaan pemira adalah masih banyaknya mahasiswa yang tidak berkontribusi dalam menyalurkan hak suaranya pada waktu pemilihan.

Pemilih yang menggunakan hak pilihnya selama 5 tahun terakhir hanya berkisaran kurang lebih 20-25% saja. Kenyataan itu tidak bisa terbantahkan lagi di kampus hijau yang juga sering disebut sebagai markas power rangers itu . Pastinya angka 25% tentu belum bisa dikatan telah mewakili semua mahasiswa Universitas Andalas secara keselurauhan. Namun ketidak adaan standar yang jelas dan baku dalam sistem demokrasi mahasiswa di kampus ini membuat semua pihak terpaksa menerima apa adanya. Paling Nyarisnya lagi, calon yang hanya memperoleh 2 atau 3 suara saja dalam pemira bisa saja dinyatakan lulus sebagai anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa,

Beralasan dengan tingginya tingkat ketidak ikutsertaan mahasiswa dalam menyalurkan aspirasinya, memunculkan  gagasan  dalam upaya memperbaiki sistem pemira menjadi sistem senat. Alasa pokoknya cuma satu yaitu Mahasiswa masih didominasi oleh sikap apatis. Namun hal ini tentu tidak bisa menjadi rujukan sepenuhnya, karena ketika sistem senat diberlakukan maka hasilnya juga sama. Malahan akan  bertambah semakin sedikitnya jumlah mahasiswa yang terlibat dalam proses pemilihan tersebut. walaupun berdalih mewakili suara jurusan dan fakultas  dijadikan sebagai  alasan. 

Mahasiswa Apatis selalu dijadikan kambing hitam dalam setiap perhelatan demokrasi baik dalam tingkatan Universitas maupun tingkat fakultas. Padahal belum jelas bahwa mereka  yang tidak menyalurkan hak suaranya itu disebabkan karena rasa ketidak perdulian  terhadap  pergerakan mahasiswa. Buktinya mayoritas mahasiswa yang ada di Unand terlibat aktif dalam pelbagai organisasi baik internal maupun ekternal. Tentu itu bisa menjadi bukti bahwasanya permasalahnyang terjadi dalam proses demokrasi mahasiswa di kampus tidaklah disebabkan oleh sikap apatis. Seperti yang selalu didengung-dengungkan oleh banyak pihak selama ini. 


Faktanya yang ditemui dilapangan, mayoritas mahasiswa yang tidak ikut memilih dikarenakan  minimnya informasi yang didapat terkait pelaksanaan pemira .   Selama ini upaya untuk menssosialisasikan pelaksanaan pemira hanyak ditumpukan ke panitia pemilaihan saja seperti Badan Pemilihan Umum ataupun Panitia Pemilihan Umum. Akses minim yang dimiliki oleh BPU menyebabkan informasi yang ada tidak tersalurkan kepada mayoritas mahasiswa  yang ada. 

Oleh karena itu perlu ada upaya dari banyak pihak terutama Pers mahasiswa yang ada dilingkungan kampus juga ikut andil dalam sosialisasi terkait pelaksanaan pesta demokrasi ini. Peranan Pers sangat dihbutuhkan dalam upaya mencerdaskan serta mentranformasi informasi perihal pemira.  Unit kegiatan mahasiswa bidang jurnalistik sebenarnya banyak terdapat di Universitas Andalas, baik tingkat Universitas seperti UKM Genta Andalas maupu tingkat Fakultas seperti  Broca di Fakultas Kedokteran, Pena di Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan juga terdapat di fakultas lainya seperti di Fakultas Hukum. 

Adanya keikutsertaan  Pers mahasiswa dalam sosialisasi dan pembaharuan informasi berupa berita-berita terbaru seputar pemira, tentu akan memancing emosional mahasiswa  untuk ikut serta dan melek terhadap dinamika yang terjadi ketika pemira berlangsung. Sehingga pelaksanaan pemira menjadi lebih hangat sampai ke fakultas-fakultas meski tidak ada calon presma yang berada di fakultas yang bersangkutan.Seperti layaknya yang kita temui di dunia nyata saat pelaksanaan Pemilihan umum baik kepada daerah, pilpres maupul pemilihan legeslatif . Bukan tidak mungkin kekhawatiran penurunan jumlah pemilih pada pemira tahun ini berobah dengan peningkatan pemilih yang signifikan. Selain itu juga harus ada upaya baik dari dari semua pihak untuk duduk bersama baik legeslatif, eksekutif maupun unit kegiatan mahasiswa yang ada untuk memperbaiki dan membuat sistem yang lebih baik utuk pelaksanaan pemira selanjutnya.(***)/ Jupriman









Tidak ada komentar:

Posting Komentar